-->

Jatuh Cinta Matikan Kinerja Otak?





Jatuh cinta berjuta rasanya. Namun, terkadang membuat seseorang menjadi "buta" karena cinta. Di balik itu semua, tahukah Anda apa yang menyebabkan pria tertarik pada wanita dan sebaliknya?

Menurut dokter bedah saraf, Ryu Hasan, pola berpikir, perilaku, dan perasaan seseorang terkait dengan kinerja otak. Beberapa ahli saraf lainnya juga menegaskan, ketika seseorang jatuh cinta, sebagian otak akan ditutup (dinonaktifkan), termasuk bagian otak yang berperan mengontrol rasa takut.

Selama perasaan jatuh cinta timbul, otak sudah mampu menjalankan pembagian kinerja otaknya. Ada bagian otak yang diaktifkan, ada pula yang dinonaktifkan. 

Cinta itu Buta ?

Korteks merupakan bagian otak paling depan, yang bertugas untuk melakukan penilaian. Bagian ini akan tertutup ketika Anda sedang jatuh cinta. Dengan kata lain, rasa ragu dan kritikan akan ditepis.

"Ketika Anda jatuh cinta pada seseorang, beberapa area otak menjadi aktif. Namun, sebagian besar akan dinonaktifkan, dan ini merupakan bagian otak yang menjalankan fungsinya untuk menghakimi," kata seorang profesor neuro estetika dari Universitas College London, Semir Zeki, seperti dikutip dalam Dailymail. 

Oleh karena itu, ketika bertemu orang yang disukai, Anda kerap merasa gugup dan tak stabil. Ini karena bagian otak yang aktif sedang menjalankan fungsinya. Namun, jangan kaget, saat jatuh cinta, Anda kerap berada pada posisi "Cinta buta".

Dalam sebuah penelitian, scan otak dilakukan untuk menunjukkan wilayah otak yang bertugas untuk mengontrol rasa takut dan yang terlibat emosi negatif. Hasilnya adalah semua kinerja otak berhenti.



Inilah yang membuat mengapa seseorang lebih menyukai dunianya sendiri, tanpa memikirkan rasa takut untuk melakukan kesalahan, saat sedang jatuh cinta.


Cinta itu obat penawar ? 

Penelitian menunjukkan bahwa ketika jatuh cinta, senyawa dopamin berada pada tingkat yang lebih tinggi. Dopamin ini bertugas untuk memberikan efek senang dan bahagia, menghilangkan rasa sakit yang terkait dengan keinginan, candu, dan euforia. Ini jugalah yang akhirnya membuat seseorang tak ingin menyerah mendapatkan cinta dari orang yang dipujanya.

Tak hanya itu, saat jatuh cinta ketika dopamin meningkat, ada senyawa kimia lain dalam otak yang berkurang: serotonin. Ini merupakan hormon kunci yang mengatur suasana hati dan nafsu makan. Saat hormon ini menurun, maka akan terjadi gangguan kompulsif, seperti merasa cemas dan gelisah. (art)






http://life.viva.co.id


Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar